TIPS
I. METODE BELAJAR-MENGAJAR YANG BERAGAM
I. METODE BELAJAR-MENGAJAR YANG BERAGAM
Anda
belum tentu mampu memilih metode yang paling baik untuk menyampaikan
materi kurikulum kepada para mahasiswa. Pada waktu Anda memiliki
kesempatan (misalnya kesempatan untuk merencanakan penggunaan metode
pengajaran tertentu, menyampaikan bagian tertentu dari sebuah kurikulum,
atau melakukan penilaian terhadap materi yang sudah ada), ada baiknya
jika Anda terbuka terhadap kemungkinan pengguanaan berbagai metode lain.
Idealnya, Anda harus mempelajari berbagai metodologi penyampaian materi
kurikulum, namun juga perlu diingat bahwa berbagai alternatif tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing baik secara ekonomis
maupun pedagogis. Kami menyarakan Anda untuk mempelajari beberapa metode
belajar-mengajar berikut ini.
1. Metode ceramah 1 (full-time courses). Metode
ini merupakan metode umum yang sering digunakan di perguruan tinggi dan
mempunyai keuntungan karena di dalamnya terjadi interaksi sosial antar
mahasiswa dan antar dosen dan mahasiswa. Beberapa bagian dalam tulisan
ini memberikan saran-saran, misalnya untuk persiapan para dosen sebelum
berceramah dan bagaimana cara yang efektif untuk penggunaan metode
ceramah.
2. Metode ceramah 2 (part-time courses).
Dalam metode ini, kesempatan interaksi sosial di antara mahasiswa lebih
terbatas, namun sistem pengajaran pada dasarnya sama dengan yang ada
pada metode full-time courses.
3. Metode pelatihan (training) berbasis magang kerja. Agenda
penting dalam metode ini yaitu kegiatan belajar-mengajar yang
menempatkan para mahasiswa pada sebuah tempat kerja yang di dalamnya
terdapat penerapan ilmu yang sesuai dengan bidang studi mahasiswa dan
kegiatan tersebut dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Melalui program
magang tersebut, institusi pendidikan tinggi dapat menjamin bahwa para
mahasiswa memiliki pengusaan materi yang lebih mantap karena didukung
oleh praktik kerja langsung selama proses magang.
4. Metode pembelajaran terbuka, fleksibel, dan jarak jauh. Metode
ini dapat diterapkan pada para mahasiswa yang ingin mendalami materi
pembelajaran tertentu untuk tujuan peminatan individual. Selain itu,
metode ini juga mengakomodir kegiatan belajar para mahasiswa yang berada
jauh dari lokasi kampus mereka (keterbatasan jarak & waktu) melalui
layanan tutorial, konseling, dan penilaian secara individual.
5. Metode pemanfaatan sumber-sumber belajar. Pemanfaatan
sumber-sumber pembelajaran dapat dilaksanakan dalam berbagai kegiatan
misalnya menghadiri seminar-seminar di kampus, memanfaatkan layanan
pusat tutorial kampus yang tersedia bagi para mahasiswa, melakukan
konsultasi, membaca bahan ajar, dan menggunakan alat-alat praktikum yang
disediakan oleh kampus. Sumber-sumber pembelajaran tersebut dapat
berupa bahan-bahan tercetak (print-based)
misalnya buku dan bahan-bahan balajar yang diolah menggunakan teknologi
informasi seperti internet dan multimedia. Agar proses pembelajaran
menjadi maksimal, perlu dibuka kesempatan bagi kelompok mahasiswa maupun
perorangan untuk dapat menghubungi para dosen untuk membahas atau
mengkonsultasikan hal-hal yang telah didapatkan dari berbagai sumber
belajar tersebut. Prasyarat yang harus dipenuhi untuk menerapkan metode
ini adalah adanya kesempatan yang seluas-luasnya bagi para mahasiswa
untuk dapat mengakses sumber-sumber belajar yang telah disediakan oleh
pihak kampus.
6. Metode pembelajaran online. Metode
pembelajaran ini memanfaatkan sarana komputer dan internet yang
disediakan oleh kampus atau dapat juga berupa fasilitas jaringan
komputer yang terpasang di rumah atau ruang belajar masing-masing
mahasiswa. Pengarahan dan materi pembelajaran tersedia secara online
dan dapat diakses oleh para mahasiswa kapanpun dan di manapun mereka
berada. Namun demikian, komponen penilaian akademis yang berupa tugas
kelompok atau tugas individual harus tetap dimonitor melalui komunikasi
antara dosen dan mahasiswa.
7. Metode pembelajaran kolaboratif. Dalam
metode ini, para mahasiswa diminta belajar bersama dalam kolompok kecil
untuk mendalami materi pembelajaran tertentu. Pembelajaran kolaboratif
tersebut dapat diselenggrakan oleh pihak kampus atau dilaksanakan secara
mandiri oleh para mahasiswa ketika mereka ingin mendalami topik-topik
aktual.
8. Metode kuliah mandiri. Metode
ini digunakan ketika mahasiswa ingin mendalami dan memilih materi
pembelajaran tertentu sesuai dengan kebutuhan khusus dan minat
individual. Para mahasiswa dapat memanfaatkan buku maupun bahan bacaan
berbasis komputer atau internet yang disediakan di kampus, dan dapat
juga mencari sumber-sumber belajar lainnya di luar kampus. Untuk menjaga
standar akademik dalam metode kuliah mandiri, mahasiswa harus secara
intensif berinteraksi dengan dosen untuk mendapatkan bimbingan dan
penilaian.
II. MEMAKSIMALKAN PROSES PEMBELAJARAN
Salah
satu faktor penting yang menentukan sukses dan tidaknya mahasiswa dalam
proses pembelajaran adalah kepercayaan diri. Kita perlu memberikan
kesempatan kepada mahasiswa kita untuk mengambangkan rasa kepercayaan
diri mereka, dan beberapa metode yang efektif untuk itu adalah dengan
memberikan pendampingan kepada mereka dalam mengembangkan kapasitas
individual, serta memantau dan memeriksa pekerjaan mereka selama proses
pembelajaran berlangsung. Berikut ini adalah tips-tips yang dapat Anda
gunakan agar pembelajaran mahasiswa dapat berjalan dengan maksimal.
1. Bantulah para mahasiswa agar memiliki kemauan belajar yang kuat! Para
mahasiswa mungkin perlu dibantu agar motivasi mereka meningkat melalui
penjelasan kita mengenai adanya keuntungan yang dapat diperoleh jika
mereka berhasil meraih prestasi dalam proses pembelajaran. Kontribusi
kita dapat diwujudkan dalam berbagai cara, misalnya menerapkan metode
belajar yang menyenangkan dan menarik, serta memberikan penghargaan (reward
) untuk prestasi yang telah berhasil dicapai. Jangan sampai membuat
kesalahan yang dapat menurunkan kepercayaan diri mahasiswa sehingga
menurunkan motivasi mereka!
2. Paculah mahasiswa Anda agar mempelajari sesuatu yang dapat meningkatkan produktivitas mereka! Ketika
para mahasiswa tahu bahwa suatu pekerjaan bermanfaat bagi mereka, maka
mereka akan terus berusaha mengerjakan pekerjaan tersebut sampai mereka
sukses meskipun diperhadapkan dalam berbagai tingkat kesulitan.
3. Berilah kesempatan kepada para mahasiswa mempelajari suatu hal melalui aplikasi praktis dari hal tersebut (learning by doing)! Proses
pembelajaran yang sesungguhnya seringkali terjadi ketika para mahasiswa
mempraktikkan suatu pekerjaan, pergi ke suatu tempat terkait dengan
tugas kuliah, dan belajar dari sebuah kesalahan dan menemukan penyebab
dari kesalahan tersebut. Para pembimbing harus memastikan bahwa apa yang
dilakukan oleh para mahasiswa dalam learning by doing
tetap fokus pada sesuatu yang memiliki nilai guna tinggi, penting, dan
tidak hanya terkesan seolah-olah supaya mahasiswa terlihat sibuk.
4. Berikan umpan balik terhadap kegiatan belajar yang telah dikerjakan oleh para mahasiswa! Para mahasiswa sangat memerlukan informasi mengenai perkembangan studinya. Oleh sebab itu, umpan balik (feedback) berupa penilaian, penilaian, dan masukan dari para dosen menjadi sangat penting. Umpan balik tidak hanya didapatkan dari
para dosen, tetapi para dosen dapat memberikan alternatif sumber umpan
balik lainnya dengan menyuruh mereka meminta umpan balik dari sesama
mahasiswa dan melalui berbagai sumber materi pembelajaran sehingga
mereka dapat memanfaatkan umpan-umpan balik tersebut secara optimal.
5. Bantulah para mahasiswa agar dapat memahami esensi dari proses pembelajaran yang sedang mereka jalani! Mempelajari
sesuatu yang hanya sekedar hafalan dan mengerjakan sesuatu tanpa
mengetahui mengapa dan bagaimana melakukan pekerjaan tersebut adalah hal
yang tidak banyak berguna. Melatih mahasiswa untuk memahami apa
(bagaimana & mengapa) yang sedang mereka
pelajari dan sedang terjadi merupakan langkah awal untuk membantu mereka
mengembangkan rasa memiliki dan terlibat secara langsung dalam setiap
progres pembelajaran. Pembelajaran bukan hanya sekedar menyerap
perkembangan pengetahuan, tetapi juga mampu mengaplikasikan hal-hal yang
telah dipelajari tidak hanya dalam kondisi biasa, tetapi juga dalam
konteks kekinian.
6. Tetapkan ekspektasi / target yang harus dicapai oleh mahasiswa dari kegiatan belajar yang telah mereka lakukan! Jika
kita hanya memusatkan kegiatan belajar pada pemberian informasi satu
arah kepada para mahasiswa, itu tidak lebih dari sekedar menyimpan
informasi dalam kepala mereka. Para dosen diharapkan lebih dari sekedar
memberikan informasi, yaitu menciptakan struktur pembelajaran yang
mendorong para mahasiswa agar mampu mempraktikkan, mengaplikasikan,
mengembangkan, membandingkan, mempertentangkan, dan meningkatkan proses
pembelajaran ke level yang lebih tinggi. Hal tersebut merupakan
pembelajaran yang menekankan proses sebagai hal yang utama dalam
kegiatan belajar mahasiswa.
7. Lakukan penilaian untuk mendorong produktivitas belajar! Para
mahasiswa sungguh-sungguh menyusun strategi belajar yang mantab karena
mereka akan menghadapi penilaian terhadap proses belajar yang sedang
mereka ikuti. Format dan instrumen penilaian membantu para mahasiswa
supaya dapat mengatur strategi belajar mereka secara efektif sekaligus
mendorong mereka untuk menyusun jadwal belajar yang disesuaikan dengan
jadwal ujian.
8. Doronglah para mahasiswa untuk belajar dengan sesamanya! Media pembelajaran yang digunakan oleh para mahasiswa dalam belajar dapat berupa catatan (handout),
buku, dan sumber lainnya. Selain menggunakan media-media tersebut, para
mahasiswa juga dapat berdiskusi bersama mengenai pelajaran kuliah,
mengerjakan tugas bersama, dan beraktivitas bersama terkait dengan
kegiatan perkuliahan.
III. MEMBANTU MAHASISWA BELAJAR TENTANG BAGAIMANA SEHARUSNYA BELAJAR
Manusia
pada dasarnya adalah makhluk pembelajar. Dalam sebuah institusi
pendidikan, hal yang sangat penting bagi setiap individu adalah mereka
harus sadar tentang adanya proses alami yang menunjang pembelajaran,
sehingga mereka dapat mengontrol dan mengembangkan diri secara
sistematis. Tips-tips berikut membantu Anda agar tetap memasukkan
pendekatan ”belajar bagaimana untuk belajar” dalam pengajaran Anda
sehingga siswa dapat menerapkan pendekatan tersebut dalam kehidupan
akademik mereka.
1. Sadarkan mengenai seberapa jauh mereka telah belajar bagaimana seharusnya belajar! Para
dosen perlu menyampaikan pertanyaan kepada mahasiswa agar mereka
melakukan refleksi diri mengenai berapa banyak mareka telah belajar di
tahun kedua atau ketiga awal kehidupan mereka. Anda perlu menjelaskan
bahwa berbagai hal yang telah mereka pelajari pada masa awal kehidupan
pada dasarnya merupakan pembelajaran mandiri yang belum terpengaruh oleh
pengajaran dan pembelajaran dari pihak lain. Anda juga harus
menjelaskan bahwa mereka masih memiliki otak yang sama dan dapat
melakukan suatu pekerjaan menurut kreativitas pribadi yang lebih hebat
dari pengetahuan, keahlian, dan kompetensi yang sudah ada.
2. Bertanyalah tentang cara belajar mereka! Mereka telah banyak menerima berbagai informasi dan mungkin akan melupakannya begitu saja. Namun, mereka telah belajar bagaimana cara memperoleh pengetahuan atau informasi, dan mereka tetap memiliki keahlian tersebut.
3. Ingatkanlah para mahasiswa agar tidak pernah berhenti belajar bagaimana seharusnya belajar! Dosen
mengajak para mahasiswa untuk saling berbagi pengalaman mengenai cara
belajar dengan orang yang lebih senior. Anda perlu bertanya tentang apa
yang telah mereka pelajari baru-baru ini. Tanyakan bagaimana cara mereka
mempelajari hal tersebut. Tanyakan apa yang dapat mereka pelajari dari
diri mereka sendiri ketika mempelajari hal tersebut. Setelah itu
bertanyalah kepada mereka cara belajar yang mana yang paling penting dan
paling mereka minati.
4. Berikanlah program-program yang dapat mendorong para mahasiswa untuk belajar tentang pembelajaran! Program-program
pelatihan dapat membantu para mahasiswa dalam menggunakan potensi daya
pikir yang mereka miliki. Fasilitator pembelajaran yang baik dapat
membantu mahasiswa untuk mengontrol proses-proses yang dapat
meningkatkan efisiensi belajar mereka. Banyak mahasiswa memperoleh
manfaat dari pelatihan tersebut karena mereka bisa mengeksplorasi
ide-ide mereka, dapat belajar memberikan pengaruh yang kuat kepada orang
lain, serta mendapatkan pelajaran berharga dari pengalaman-pengalaman
orang lain.
5. Sediakanlah sumber-sumber yang dapat membantu para mahasiswa belajar mengenai strategi pembelajaran individual mereka! Belum
tentu setiap orang nyaman untuk ikut serta dalam program-program
pelatihan pembelajaran. Beberapa mahasiswa justru khawatir dan malu bila
kelemahan-kelemahan mereka dikatehui orang lain. Oleh karena itu Anda
perlu memberikan sumber belajar alternatif, misalnya sumber belajar
berbasis komputer atau materi belajar cetak. Sumber pembelajaran
alternatif tersebut mungkin lebih cocok dan atraktif bagi mahasiswa
seperti ini sehingga mereka mampu mengeksplorasi pembelajaran individual
mereka.
6. Biarkan mereka bertanya pada diri sendiri: ’Apa yang telah saya pelajari tentang diri sendiri ketika mempelajari hal ini?’ Belajar
bagaimana untuk belajar pada dasarnya berhubungan erat dengan pemahaman
tentang potensi diri, keinginan, dan minat pribadi.
7. Rangsanglah para mahasiswa untuk bertanya: ’Proses apa yang sedang berlangsung ketika saya mempelajari hal ini?’ Kesempatan-kesempatan
yang ada merupakan faktor yang membuat keberhasilan satu elemen
pembelajaran dapat ditransfer untuk elemen pembelajaran berikutnya. Hal
itu sering disebut dengan istilah ’proses metakognitif’, namun pada
dasarnya merupakan pekerjaan sederhana dalam wujud membantu para
mahasiswa memahami suatu proses yang bekerja ketika mereka sedang
mempelajari sesuatu.
IV. MERANCANG PROGRAM BARU
Merancang
sebuah kurikulum baru biasanya sangat menggairahkan namun juga cukup
rumit karena membutuhkan integrasi dari berbagai elemen yang independen.
Tips-tips berikut didesain untuk membantu Anda agar dapat merancang
program baru secara sistematis dan berurutan. Tips-tips ini sangat
bermanfaat ketika Anda sedang atau akan menjadi pimpinan perencanaan
program baru. Anda dapat mengembangkan tips lanjutan karena tips berikut
dapat dikatakan sebagai langkah awal yang baik.
1. Lakukanlah identifikasi mengenai peluang pasar untuk program yang Anda buat! Banyak program baru akhir-akhir ini ditawarkan kepada konsumen (mahasiswa) tanpa adanya studi pasar terlebih dahulu. Anda
membutuhkan fakta mengenai seberapa besar permintaan atas program yang
anda rancang. Hal itu bermanfaat sebagai alat untuk mengetahui seberapa
besar kapasitas program Anda mampu bersaing dengan program serupa yang
ditawarkan oleh institusi lain. Dapatkah Anda menunjukkan bahwa Anda
mampu menawarkan program yang berbeda yang dapat menarik banyak
mahasiswa? Institusi Anda akan meminta Anda untuk menjelaskan bagaimana
program yang Anda desain dapat berhasil?
2. Lakukanlah klarifikasi mengenai dasar pemikiran program baru Anda! Anda
harus yakin bahwa ide-ide Anda memiliki sesuatu yang berbeda / khas dan
berkelanjutan. Dapatkah Anda menjalankan program tersebut dengan
fasilitas dan sumber daya manusia yang Anda miliki? Mampukah Anda
memberikan apa yang dibutuhkan oleh konsumen (mahasiswa)? Anda harus
mengkaji secara khusus karakteristik keunikan kelompok mahasiswa yang
menjadi sasaran program, tujuan program, hasil pembelajaran yang
diharapkan, dan kualifikasi atau akreditasi yang harus dicapai.
3. Susunlah rincian alokasi dana yang diperlukan dalam program Anda. Hal
ini memang terasa agak sulit jika Anda sebagai pemula. Anda perlu
belajar dari rekan-rekan yang telah memiliki pengalaman dalam
perencanaan serta implementasi program-program baru. Anda dapat juga
mempelajari dokumen-dokumen kantor dan panduan-panduan yang tersedia.
4. Rancanglah alokasi waktu yang tepat dalam program pembelajaran yang Anda buat! Rancangan
kurikulum pada umumnya cukup rumit dan memerlukan banyak waktu untuk
mengerjakannya. Jadwal pelajaran yang terlalu padat justru menyebabkan
proses pembelajaran tidak berjalan efektif. Jika sebuah program adalah
program yang benar-benar baru dan tidak pernah dirancang sebelumnya,
Anda harus meminta waktu yang cukup untuk mengerjakan program tersebut
agar cukup matang dan kualitasnya terjamin serta sesuai dengan apa yang
dibutuhkan konsumen. Alokasi waktu pembelajaran dalam kurikulum harus
dapat disesuaikan dengan efektivitas kebutuhan pasar. Realistislah dalam mengatur jadwal perkuliahan.
5. Terlibatlah aktif dalam menyusun panduan pada saat pendaftaran mahasiswa baru! Mungkin
hal ini seperti yang sering Anda jumpai, khususnya dalam pembukaan
program baru, para mahasiswa tidak mendapatkan panduan dan arahan yang
memadai, dan tidak sedikit yang keluar dalam keikutsertaan program
karena ternyata mengalami ketidakcocokan. Data mahasiswa yang mengulang
meningkat pada laporan statistik universitas. Hal yang penting dalam
perencanaan sebuah program baru adalah bagaimana menciptakan sebuah
sistem yang dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa sebelum mereka
mendaftar dalam program, serta adanya sistem yang memonitor, memandu,
dan dapat membantu mengatasi persoalan yang muncul ketika mereka sedang
berada dalam program tersebut. Panduan tersebut merupakan faktor yang
penting untuk menjamin agar para mahasiswa tidak keluar atau drop out (DO) dari program tersebut.
6. Petakanlah capaian / prestasi / target pembelajaran yang hendak dicapai! Anda
perlu merancang target-target tersebut dengan cermat berdasarkan tujuan
program dan karakteristik mahasiswa yang menjadi sasaran program,
sehingga target-target tersebut dapat dijabarkan secara spesifik,
terukur, dapat dicapai, realistis, dan memiliki tenggat waktu yang
jelas. Target yang disusun juga harus sejalan dengan standar bidang
keahlian program.
7. Komunikasikan target pembelajaran kepada para mahasiswa! Merancang
strategi komunikasi target keberhasilan pembelajaran kepada para
mahasiswa merupakan hal yang penting. Misalnya, dalam mengkomunikasikan
target-target akademik, institusi-institusi pendidikan di Inggris banyak
mengacu pada standar kualifikasi keahlian yang berlaku di Inggris yang
memuat unsur-unsur: kriteria kinerja yang diharapkan, indikator
keberhasilan, dan standar-standar penilaian. Kualifikasi-kualifikasi
tersebut diterjemahkan dalam sebuah bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami seperti bahasa jargon sehingga para mahasiswa dan seluruh warga
kampus akan mudah mengingat target-target keberhasilan tersebut.
8. Pilihlah strategi pengajaran dan pembelajaran yang tepat! Anda
perlu memutuskan kapan harus menggunakan metode pengajaran tradisional,
pembelajaran berbasis sumber bacaan, pembelajaran yang fleksibel, dan
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam desain
program Anda.
9. Pikirkan tentang siapa orang-orang yang layak dilibatkan dalam program Anda! Anda
perlu membentuk tim kerja untuk menjalankan program Anda. Jangan
merancang program yang hanya tergantung pada keahlian beberapa orang
staff yang sedikit jumlahnya. Anda akan mengalami kesulitan ketika staf
tersebut memutuskan keluar dari pekerjaan. Oleh sebab itu Anda harus
mengidentifikasi persediaan SDM yang akan bekerja untuk program Anda.
Anda dapat mengumpulkan CV para staf sehingga memiliki gambaran mengenai
SDM yang dapat diajak bekerjasama.
10. Pikirkanlah tentang ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan agar program dapat berjalan secara efektif! Sumber
daya tersebut dapat berupa staf pengajar, staf pendukung, perpustakaan,
dan teknologi informasi. Anda mungkin juga membutuhkan anggaran untuk
laboratorium, workshop, fasilitas studio, peralatan khusus, printer, dan fotocopy.
Jangan berasumsi bahwa sumberdaya dan fasilitas-fasilitas yang ada
dalam institusi dengan sendirinya tersedia untuk Anda karena program
Anda telah disetujui.
11. Pikirkanlah cara-cara peningkatan kualitas tim staf agar dapat menjalankan program secara efektif! Cara pengembangan tim staf dapat berwujud pengadaan training untuk
program-program baru, misalnya pelatihan tentang metode pembelajaran
yang belum familiar, standarisasi prosedur-prosedur penilaian, pembaruan
isi, atau dengan kegiatan team-building.
12. Tentukanlah prosedur penilaian hasil pembelajaran. Penilaian
belajar merupakan cara yang umum untuk mengetahui isi dari sebuah
program dalam konteks seberapa besar pengetahuan para mahasiswa dan apa
yang telah mereka mampu lakukan. Keputusan memilih metode penilaian mana
yang paling baik untuk mengetahui capaian pembelajaran tertentu
merupakan hal yang penting. Melakukan penilaian hanya pada beberapa
hasil pembelajaran dan hanya secara terpisah pada tiap-tiap bagian cukup
beresiko. Oleh sebab itu, berilah prioritas utama untuk penilaian (dan
penjaminan kualitas) pada daftar kerja Anda agar memperoleh hasil yang
memuaskan.
13. Rencanakan proses validasi internal dan eksternal yang diperlukan secara hati-hati! Bila
Anda masih belum cukup berpengalaman dalam kegiatan validasi,
bertanyalah kepada seseorang yang berpengalaman. Anda bisa melibatkan
orang tersebut dalam persiapan pribadi Anda, bahkan untuk hal-hal kecil
sekalipun. Periksalah dengan teliti proses validasi internal dalam
institusi Anda dan pastikan Anda menyelesaikan seluruh dokumen / makalah
yang diminta secara tepat waktu. Jika Anda bekerja dengan seseorang
yang profesional, Anda akan harus memahami seluruh proses pekerjaan
tersebut.
14. Pikirkanlah nilai-nilai yang menjadi landasan dalam program Anda. Misalnya,
landasan filosofis Anda tentang bagaimana para mahasiswa dalam belajar
perlu dijabarkan, disetujui, dan dibagikan oleh tim kerja.
15. Rencanakanlah proses pengembangan dan proses pengkajian kualitas yang berkelanjutan dalam struktur program Anda. Pekerjaan
tersebut sangat penting karena terkait dengan bagaimana memonitor
keberhasilan program Anda. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan di
dalamnya antara lain kepuasan mahasiswa, respon kelompok mahasiswa
terhadap program, rata-rata jumlah mahasiswa dan kelulusan, dan
realibilitas penilaian.
V. MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN UTAMA MAHASISWA
Pengembangan dan akreditasi keahlian utama (key skill)
mahasiswa sekarang telah menjadi fokus utama para penyedia jasa
pendidikan maupun para pengguna tenaga kerja. Institusi-institusi
pendidikan menekankan penggunaan subject-based curriculum sebagai
kendaraan utama dalam rangka pengembangan keterampilan mahasiswa. Di
Inggris, target pencapaian minimum keahlian utama siswa sekolah dasar,
sekolah menengah, perguruan tinggi, magang, dan pekerjaan telah diatur
dalam kebijakan pemerintah. Pada saat buku ini ditulis, spesifikasi
keahlian di Inggris difokuskan pada area-area utama berikut:
· Komunikasi (baik lisan maupun tulisan)
· Aplikasi angka
· Teknologi informasi
· Pengembangan pembelajaran dan performa
· Kemampuan bekerja sama dengan orang lain.
Pengembangan keterampilan para mahasiswa dalam memecahkan masalah (problem solving skills)
juga telah meningkat di perguruan tinggi. Tips-tips berikut dapat
membantu Anda mengimplementasikan pengembangan keterampilan tersebut.
1. Berikanlah penilaian terhadap keterampilan utama mahasiswa dalam setiap perkuliahan! Sistem
penilaian keterampilan utama dan akreditasi kini telah tersedia bagi
mahasiswa Inggris melalui aplikasi kurikulum berbasis keahlian dan
pendekatan terintegrasi..
2. Berikanlah tugas-tugas sebagai sarana untuk menguji kemampuan utama mahasiswa! Pada
saat membuat tugas-tugas untuk mahasiswa, setiap aktivitas dan latihan
yang Anda buat harus dapat menghasilkan kriteria keahlian utama
tertentu. Misalnya, Anda bisa memasukkan unsur yang mendorong mahasiswa
memiliki keterampilan untuk bekerjasama dalam tim di dalam tugas-tugas
tersebut. Namun demikian Anda harus berhati-hati agar jangan sampai
memasukkan terlalu banyak unsur keterampilan dan membuat tugas-tugas
yang terlalu berat bagi mahasiswa, atau justru menyulitkan Anda dalam
melakukan penilaian.
3. Libatkanlah para ahli lokal!
Bekerjalah dengan rekan sekantor Anda yang memiliki minat di bidang
pengembangan keterampilan utama mahasiswa atau memiliki kompetensi
terkait sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik. Dengan melibatkan mereka sebagai partner
di dalam program perkuliahan, kepercayaan diri Anda untuk mampu
mengembangkan keterampilan para mahasiswa akan terbentuk, dan mahasiswa
Anda akan dapat melihat secara lebih jelas relevansi pengembangan
keterampilan tersebut dalam program pembelajaran.
4. Ukurlah seberapa besar tingkat keahlian utama para mahasiswa! Misalnya,
dengan cara menyelenggarakan survey untuk mengetahui seberapa besar
keterampilan para mahasiswa, khususnya dalam bidang komunikasi, aplikasi
angka, dan teknologi informasi.
5. Berkomunikasilah
dengan sesama dosen untuk memastikan agar para mahasiswa tidak terlalu
sering diharuskan menguasai area keterampilan yang sama! Seringkali
pada mata kuliah yang berbeda namun di dalamnya memuat kompetensi yang
kurang lebih sama. Oleh sebab itu Anda harus memastikan bahwa mata
kuliah-mata kuliah yang kompetensinya sama tersebut tidak diselenggrakan
dalam jangka waktu bersamaan. Hal tersebut bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan yang beragam dan kemudian untuk mengetahui
keterampilan mana saja yang masih perlu ditingkatkan penguasaannya oleh
para mahasiswa.
6. Ajaklah para mahasiswa untuk membuat komitmen kesepakatan belajar dalam mengembangkan keterampilan utama! Hal
tersebut berdampak positif bagi para mahasiswa karena memupuk rasa
memiliki proses belajar sehingga mereka dapat mengembangkan kehalian
utama dengan maksimal serta meningkatkan etos kerja. Selain itu, adanya
kesepakatan belajar tersebut menjadi penting karena dapat memberikan
kesempatan bagi para mahasiswa untuk mempraktikkan keterampilan utama
dalam jam belajar mereka.
7. Terapkan sistem penilaian oleh kelompok (student peer-assessment)! Hal
tersebut dapat membantu para mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman
mereka terhadap materi perkuliahan serta melatih keterampilan
berkomunikasi. Tips bagaimana mekanisme penilaian oleh kelompok dibahas
pada Bab 5.
8. Maksimalkan penerapan sistem penilaian mandiri! Sistem
tersebut dapat membantu para mahasiswa mengembangkan keterampilan dalam
mengatur pembelajaran pribadi mereka dan menunjukkan kepada mereka
manfaat kultur penilaian yang dapat memacu setiap mahasiswa untuk
berprestasi. Tips mengenai bagaimana penerapan sistem penilaian mandiri
diberikan pada Bab 5.
9. Latihlah mahasiswa untuk berkomunikasi secara efektif! Sering kita jumpai bahwa keterampilan komunikasi tertulis dapat dilatih melalui tugas-tugas pembuatan karya tulis, essay,
makalah, dan sebagainya. Sedangkan keterampilan komunikasi lisan dapat
dibangun melalui berbagai aktivitas mata kuliah misalnya dalam bentuk
presentasi individu maupun kelompok. Keterampilan
berkomunikasi tersebut didapat dari adanya kesempatan yang baik untuk
belajar. Hal tersebut dapat memberikan kesempatan kepada para mahasiswa
untuk mendapatkan feedback tidak hanya dari para dosen melainkan juga dari sesama mahasiswa.
10. Maksimalkan pemanfaatan teknologi informasi!
Perkembangan penggunaan sumber belajar berbasis komputer dapat melatih
para mahasiswa menggunakan teknologi informasi dan untuk mengerjakan
tugas-tugas dalam konteks pembelajaran mata kuliah. Hal tersebut
bermanfaat ketimbang harus mengambil kursus tambahan dalam mempelajari
teknologi informasi. Ketika para mahasiswa memanfaatkan teknologi
informasi untuk berkomunikasi, misalnya penggunaan e-mail, mereka juga sekaligus mengasah keterampilan berkomunikasi.
11. Berikan
penjelasan mengenai manfaat yang diperoleh oleh mahasiswa jika mereka
dapat mengatur strategi pembelajaran mereka dengan baik! Langkah
penting dalam konteks ini adalah menjamin para mahasiswa mengetahui
manfaat dari apa yang telah mereka pelajari dan apa yang telah mereka
kerjakan dalam perkuliahan. Kesepakatan belajar dapat menjadi sumber
yang baik untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam mendapatkan
informasi tentang manfaat dari perkuliahan.
12. Doronglah mahasiswa untuk mampu bekerjasama dengan orang lain. Program
pendidikan yang ada selama ini masih memiliki kecenderungan mengukur
pekerjaan individual daripada pekerjaan kelompok. Penilaian pekerjaan
kelompok secara fair kadang-kadang sulit tercapai, oleh sebab itu Anda harus dapat menyusun tugas kelompok yang fair.
Hal tersebut cukup produktif karena dapat membuat penilaian terhadap
beberapa tugas dengan melibatkan tiap-tiap mahasiswa merefleksi diri
mengenai kinerja mereka dalam pekerjaan kelompok. Pada Bab 3 Anda akan
diberikan tips tentang bagaimana membantu para mahasiswa bekerja dengan
baik dalam tim.
VI. MENGAPA PERLU MENETAPKAN STANDAR PRESTASI PEMBELAJARAN YANG HARUS DICAPAI?
1. Pernyataan yang jelas mengenai hasil-hasil pembelajaran yang diharapkan membantu
para mahasiswa untuk mengidentifikasi target-target mereka dan bekerja
secara sistematis melalui prestasi yang mereka capai.
2. Pencapaian prestasi telah menjadi suatu keharusan dan menjadi pertimbangan utama oleh berbagai pihak. Pada sektor pendidikan tinggi di UK, setiap mata kuliah dinilai oleh Quality Assurance Agency, dan akan dicek ulang secara bertahap oleh Academic Reviewer yang akan melihat bagaimana proses penilaian, instrumen, dan standar-standar yang diterapkan.
3. Dalam konteks benchmarking, hasil
pembelajaran merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan
tingkat dan keberhasilan dari beberapa program pembelajaran.
VII. BAGAIMANA PARA MAHASISWA MEMPEROLEH MANFAAT DALAM PERKULIAHAN?
Hasil
pembelajaran seharusnya tidak hanya berupa dokumen hasil penilaian
perkuliahan (meskipun hal ini sangat penting). Para mahasiswa juga harus
aktif dalam kegiatan perkuliahan setiap hari. Mereka mendapatkan
manfaat melalui:
1. Buku pegangan mahasiswa. Mereka
dapat mengetahui seluk-beluk perkuliahan dan modul beserta
target-target akademis yang harus dicapai, sehingga dengan mengacu pada
buku pegangan tersebut mereka dapat mengatur jadwal dan target belajar
masing-masing.
2. Penggunaan slide atau transparansi pada awal perkuliahan. Penggunaan media belajar tersebut dapat membantu para mahasiswa mendapatkan informasi tentang tujuan khusus perkuliahan.
3. Refleksi mahasiswa pada akhir perkuliahan. Para
mahasiswa dapat memperkirakan berapa banyak jam belajar tambahan yang
harus diambil untuk mencapai target perkuliahan yang diharapkan oleh
dosen.
4. Pemahaman mahasiswa mengenai fokus pembelajaran mereka. Di dalamnya termasuk strategi pengerjaan proyek, tugas kelompok, kerja praktik, dan kerja lapangan.
5. Handout materi perkuliahan. Melalui handout
tersebut para mahasiswa dapat memperkuat / memperdalam materi
perkuliahan serta mengaitkan dengan strategi mereka dalam meraih
prestasi belajar yang diharapkan.
6. Briefing tugas, latihan, dan bahan bacaan. Para mahasiswa dapat melihat tujuan dari tugas-tugas yang diberikan kepada mereka.
7. Program pembelajaran berbasis komputer. Melatih para mahasiswa belajar secara mandiri.
8. Paket pembelajaran mandiri dan fleksibel. Para mahasiswa dapat memperkirakan pencapaian prestasi mereka dalam materi pembelajran tersebut.
VIII. MENDESAIN DAN MEMANFAATKAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Susunlah secara tepat ekspektasi Anda terhadap kemampuan mahasiswa pada akhir pembelajaran tiap mata kuliah! Meskipun
Anda bekerja dengan mengacu pada silabus yang telah menjabarkan segala
target dan hasil pembelajaran, seringkali Anda harus memikirkan kembali
ekspektasi khusus Anda terhadap mahasiswa serta memikirkan bagaimana
caranya agar target-target tersebut sesuai dengan berbagai kurikulum
yang ada.
2. Jangan menggunakan kata ‘mahasiswa’dalam outcome Anda – kecuali
dalam dokumentasi perkuliahan yang tidak penting. Lebih baik Anda
menggunakan kata ‘anda’ ketika menyampaikan materi perkuliahan /
ekspektasi kepada mahasiswa. “Di akhir perkuliahan ini, Anda harus mampu membandingkan dan mengkontraskan partikel dan model-model gelombang radiasi” lebih baik ketimbang mengatakan “hasil yang diharapkan dari perkuliahan ini adalah para mahasiswa mampu…” Demikian juga, gunakan kata ‘anda’ ketika menyampaikan outcome pembelajaran pada handbook, handout, buku petunjuk laboratorium, dan sebagainya. Dengan demikian para mahasiswa memiliki sens of belonging karena merasa bahwa hasil pembelajaran tersebut adalah milik mereka.
3. Bekerjalah secara imajinatif dengan outcome pembelajaran yang ada. Mungkin outcome
pembelajaran telah diumumkan, atau mungkin telah ditulis beberapa waktu
ketika perkuliahan atau program disahkan. Namun demikian, seringkali
pernyataan tertulis kurang bisa memberikan penjelasan yang gamblang bagi
para mahasiswa dan lebih sekedar bersifat pengajaran daripada proses
pembelajaran. Anda harus mampu menerjemahkan outcome tersebut secara imajinatif sehingga lebih bermanfaat bagi mahasiswa Anda.
4. Sesuaikan pemaparan kalimat Anda dengan tingkat intelektual mahasiswa Anda. Outcome
pembelajaran yang dipaparkan dalam dokumentasi perkuliahan mungkin
kurang mengena dan jargonistik, bahkan tidak cocok dengan tingkat
intelektual dan skill bahasa para mahasiswa. Dengan mengembangkan
kemampuan menerjemahkan outcome pembelajaran secara tepat ke dalam bahasa yang lebih sederhana, outcome
menjadi lebih bermanfaat bagi mereka, dan dalam waktu yang sama akan
lebih mudah bagi Anda untuk mendesain strategi pembelajaran.
5. Hasil pembelajaran yang Anda ekspektasikan harus menjadi peta acuan dalam program pembelajaran Anda. Mahasiswa
maupun orang lain akan melihat hasil pembelajaran untuk mengetahui
apakah program telah relevan dengan kebutuhan dan harapan mereka. Level dan standar yang terkait dengan perkuliahan Anda akan dinilai dengan mengacu pada outcome pembelajaran yang telah dipaparkan.
6. Ingatlah bahwa para mahasiswa akan berhasil mencapai beberapa hasil pembelajaran yang Anda harapkan. Pada
saat menyampaikan hasil-hasil pembelajaran yang diharapkan, berikan
perhatian pada pengalaman yang ada, dan jelaskan bahwa hal tersebut
bermanfaat jika beberapa anggota kelompok memiliki beberapa pengalaman
dan keahlian sehingga mereka dapat saling berbagi ilmu.
7. Bersiaplah untuk menjawab pertanyaan ’Mengapa?’ Pertanyaan
tersebut merupakan hal alami bagi para mahasiswa yang ingin mengetahui
alasan di balik hasil pembelajaran yang Anda ekspektasikan. Bersiaplah
memberikan ilustrasi untuk menjelaskan tujuan tiap-tiap outcome.
8. Bersiaplah untuk menjawab tanggapan dari para mahasiswa dan evaluator. Ketika mahasiswa, kolega, dan evaluator eksternal masih belum dapat melihat dengan jelas butir-butir outcome
pembelajaran, mereka biasanya menginginkan penjelasan lebih lanjut
sebelum mereka memutuskan untuk mengikuti program tersebut secara
serius.
9. Cobalah untuk menjawab pertanyaan mahasiswa: ’Apa manfaatnya bagi saya?’ Ketika
mahasiswa dapat melihat keuntungan jangka pendek dan jangka panjang
dari keterampilan khusus atau kompetensi tertentu, mereka pasti akan
berusaha untuk meraihnya.
10. Jangan menjanjikan apa yang diluar kemampuan Anda! Merupakan hal yang sangat membanggakan ketika dapat mendesain outcome
pembelajaran yang dapat menjadi jawaban bagi semua orang. Namun,
pengajaran Anda akan diuji dan dinilai dari kenyataan apakah para
mahasiswa dapat mencapai hasil-hasil pembelajaran yang diharapkan. Oleh
sebab itu sangat penting untuk mengaitkan antara outcome pembelajaran dengan kegiatan-kegiatan akademis seperti evaluasi harian maupun ujian akhir.
11. Hindari penggunaan kata ’mengerti’ atau ’tahu’. Memang mudah untuk mengatakan: ’setelah Anda menyelesaikan modul ini dengan baik, Anda akan mengerti Hukum Termodinamika ketiga’,
namun Anda lebih baik fokus pada pertanyaan-pertanyaan berikut:
bagaimana tahu bahwa mereka telah mengerti hal tersebut?, dan ’apa yang
mampu mereka lakukan untuk menunjukkan bahwa mereka telah mengerti hal
tersebut?’. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut sehingga Anda mampu
menemukan cara terbaik untuk mengekspresikan outcome pembelajaran yang relevan.
12. Jangan menyusun hasil-hasil pembelajaran yang diharapkan berdasarkan kondisi awal perkuliahan. Anda
akan mengalami kesulitan untuk menulis hasil-hasil pembelajaran
berdasarkan apa yang telah dicapai pada awal perkuliahan. Lebih baik
Anda meninggalkan hal tersebut sampai benar-benar capaian pembelajaran
telah maksimal dan layak untuk dijadikan standard prestasi. Justru yang
tepat seharusnya hasil-hasil pembelajaran yang diharapkan menjadi acuan
bagi proses pembelajaran dan perkuliahan.
13. Pikirkanlah mengenai penilaian hasil pembelajaran. Outcome
pembelajaran yang baik seharusnya secara otomatis menjadi kerangka
kerja acuan bagi pembuatan desain penilaian. Penting untuk bertanya
kepada diri Anda sendiri ’Bagaimana saya dapat mengukur hasil-hasil
pembelajaran tersebut?’. Bila Anda tidak mengalami kesulitan untuk
melakukan pengukuran tersebut, teruskan dengan mendesain instrumen
penilaian. Jika Anda mengalami kesulitan dalam pengukuran, itu merupakan
tanda bahwa Anda perlu memikirkan lebih lanjut tentang outcome yang telah Anda rancang. Berusahalah untuk mengaitkan outcome agar dapat diukur dalam instrumen penilaian.
14. Usahakan untuk menggunakan kalimat-kalimat singkat. Mahasiswa Anda harus dengan mudah dapat menangkap inti dari tiap outcome perkuliahan yang diharapkan tanpa harus membaca berulang-ulang outcome tersebut, bahkan tidak harus berpikir keras untuk memahami maksudnya.
15. Buatlah ilustrasi atau contoh-contoh untuk mendeskripsikan capaian yang diharapkan. Bila perlu, beberapa contoh yang detil disajikan dalam ukuran (font)
huruf yang lebih kecil atau dalam tanda kurung. Contoh-contoh tersebut
sangat berguna bagi para mahasiswa dalam memberikan ide-ide cemerlang
mengenai prestasi-prestasi yang harus mereka raih dan bagaimana praktik
menjalankan ide tersebut.
16. Ujilah efektivitas penyampaian ekspektasi Anda. Bertanyalah
kepada mahasiswa ’Apakah arti pernyataan yang baru saja Saya
sampaikan?’. Pertanyaan tersebut untuk mengetahui apakah Anda telah
menyampaikan ekspektasi dengan jelas. Mintalah juga rekan-rekan dosen
lainnya untuk menilai pemaparan Anda, apakah penyampaian Anda masih
kurang jelas atau melewatkan beberapa hal yang penting, dan apakah
mereka menyarankan untuk merubah beberapa kalimat pernyataan Anda.
17. Berikanlah diagram alur yang memberikan gambaran menyeluruh mengenai proses perkuliahan. Masukkan deskripsi yang jelas mengenai outcome pembelajaran dan kriteria penilaian ke dalam buku saku mahasiswa, atau buatlah outcome tersebut ke dalam bentuk yang lebih ringkas seperti dalam bentuk leaflet kecil
yang diberikan kepada setiap mahasiswa pada awal-awal perkuliahan.
Pastikan bahwa para mahasiswa tidak merasa berlebihan dengan besarnya
gambar / diagram yang ada dalam leaflet. Para mahasiswa perlu
dipandu secara hati-hati melalui gambar diagram tersebut supaya mereka
percaya diri bahwa mereka berhasil dalam setiap step pembelajaran.
18. Jangan terlalu bergantung pada performa, standar, dan kondisi untuk memaparkan outcome pembelajaran. Misalnya,
jangan sampai Anda mengharuskan ’telah yakin dengan penampilan’, ’tanpa
fasilitas komputer’, ’pada kondisi yang tepat’, atau ’bila tersedia
daftar integral standar’ untuk memaparkan capaian prestasi yang
diharapkan. Klarifikasi terhadap outcome tersebut pada dasarnya
sangat penting untuk disampaikan di manapun dan dalam kondisi apapun.
Jangan sampai pemaparan tujuan utama outcome pembelajaran terhambat oleh masalah-masalah administratif.
19. Jangan menganggap remeh! Meremehkan outcome pembelajaran dapat menyebabkan kecenderungan reduksionis. Salah satu tujuan utama menggunakan outcome pembelajaran adalah untuk menjauhkan dari reduksionisme.
20. Jangan mengajar suatu mata kuliah jika Anda tidak mengetahui capaian yang diharapkan untuk mata kuliah tersebut.
Setiap agenda perkuliahan seharusnya sesuai dengan jalur utama hasil
pembelajaran yang diharapkan. Elemen-elemen proses perkuliahan yang
berlangsung harus dicek apakah telah sesuai dengan elemen-elemen yang
ada dalam outcome pembelajaran yang diharapkan.
21. Usahakan tidak membingungkan mahasiswa dalam hal outcome pembelajaran dan kriteria penilaian. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah jangan sampai mengaburkan outcome
pembelajaran dengan banyaknya kriteria penilaian / standar-standar.
Biarkan para mahasiswa mengenali terlebih dahulu seluk beluk mata kuliah
yang mereka ikuti. Mereka dengan sendirinya akan dapat mengerti
kriteria-kriteria yang diharapkan dari mata kuliah tersebut. Dengan kata
lain, para mahasiswa akan memahami kriteria penilaian dengan baik
ketika mereka telah terlibat di dalam proses suatu mata kuliah atau
telah belajar mengenai topik tertentu dalam mata kuliah tersebut. Namun
demikian, usahakanlah untuk tetap menjamin kesinambungan antara outcome dengan proses perkuliahan.
22. Jangan menuliskan outcome pembelajaran yang sukar untuk dinilai. Hal
penting dalam penyusunan capaian pembelajaran yang diharapkan yaitu
capaian pembelajaran tersebut dapat diukur dan tersedia instrumen yang
tepat untuk mengukurnya.
23. Jangan mendesain tugas atau pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan outcome pembelajaran yang telah dipaparkan. Jika penilaian terhadap pembelajaran merupakan hal yang dianggap penting, maka sudah seharusnyalah bertindak fair dengan
berusaha memberikan penjelasan agar para mahasiswa mengetahui apa saja
yang harus dicapai dalam agenda perkuliahan mereka.
24. Jangan
menyimpulkan hasil pembelajaran terlalu dini sebelum menilai kembali
sesuai dengan standar capaian yang telah dirumuskan. Hal
yang penting adalah menilai elemen-elemen perkuliahan, apakah telah
sesuai dengan standar capaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Elemen-elemen
pembelajaran tersebut misalnya perkuliahan, paket kuliah mandiri, kerja
praktik, dan sebagainya. Anda dapat menandai pada daftar mahasiswa Anda
mengenai outcome pembelajaran apa saja yang telah mereka capai.
IX. MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) kini telah menjadi sarana pendukung
dalam setiap aspek kegaiatan belajar-mengajar dan evaluasi hasil
pembelajaran. TIK merupakan kombinasi dari penggunaan beberapa
teknologi. Berikut ini adalah tips penggunaan TIK dalam proses
pembelajaran.
1. Jangan memaksakan penggunaan teknologi elektronik untuk penyediaan materi yang seharusnya dilakukan secara tradisional. Meletakkan
catatan-catatan perkuliahan dalam intranet atau internet adalah hal
yang kurang bermanfaat. Media tersebut tidak digunakan untuk menampilkan
teks dalam ukuran yang besar. Handout dan catatan perkuliahan jarang ditampilkan dalam monitor screen karena hanya sebagian kecil saja yang dapat terlihat. Jika satu-satunya cara agar mahasiswa menguasai materi adalah memberikan print out kepada mereka, maka Anda tidak perlu memberikannya secara elektronik.
2. Waspadalah ketika memberikan berbagai informasi kepada mahasiswa Anda. Materi-materi
yang tersedia bagi para mahasiswa melalui teknologi komputer terus
bertambah. Kuantitas informasi yang dapat diekspos para mahasiswa
melalui komputer / internet mengkin bertambah lebih cepat dari yang
telah diberikan oleh para dosen melalui perkuliahan.
3. Jelaskan secara gamblang hasil-hasil pembelajaran yang diharapkan. Ketika para mahasiswa bekerja dengan komputer untuk mendapatkan bahan-bahan secara online,
mereka harus mengetahui apa yang mereka cari, mana yang penting dan
mana yang tidak perlu. Mereka harus mampu memutuskan apa yang perlu discan, apa yang perlu disimpan, dan apa yang perlu diabaikan. Outcome
pembelajaran yang telah disampaikan secara hati-hati dapat menjadi
peringatan bagi para mahasiswa ketika menggunakan teknologi informasi
untuk pencarian bahan-bahan pembelajaran secara elektronik.
4. Bantulah para mahasiswa untuk mengembangkan ’search and select skill’’. Penting bagi para mahasiswa untuk mengetahui bagaimana cara mendapatkan bahan-bahan online
yang relevan dengan perkuliahan secara efektif. Mencari informasi
penting dan relevan dalam waktu yang singkat atau terbatas merupakan
skill yang perlu dikembangkan. Anda harus memiliki persiapan yang matang
untuk memberikan arahan dan panduan untuk mengembangkan skill tersebut.
5. Bantulah para mahasiswa untuk mengembangkan sebuah perspektif kritis. Sumber-sumber
belajar elektronik pada dasarnya tidak berbeda dengan bahan belajar
cetak dalam hal bias penulis, ketidakakuratan data, atau tidak relevan
dengan kondisi terkini yang memberikan dampak terhadap realibilitas
materi pembelajaran. Otentisitas dan kualitas buku teks dan artikel
dalam jurnal biasanya dijamin melalui editorial dan proses review
sebelum publikasi. Oleh karena adanya karakter ’cepat saji’dan
demokrasi dalam dunia internet, hal tersebut sangat memungkinkan
hilangnya jaminan orisinalitas dan kualitas.
6. Ciptakanlah berbagai variasi aktivitas. Mahasiswa akan merasa cepat bosan jika hanya melakuakan pointing dan clicking. Berikanlah
latihan-latihan kecil, tes, kuis, dan kesempatan untuk merefleksi
tentang apa yang telah mereka pelajari. Carilah berbagai macam cara agar
tiap media belajar elektronik yang ada dapat memberikan pengalaman
pembelajaran interaktif kepada para mahasiswa.
7. Persiapkanlah kriteria penilaian keterampilan TIK. Mulailah
bekerja dengan fokus pada apa saja yang dapat dinilai dalam
keterampilan TIK. Penilaian keterampilan TIK bisanya cukup sederhana
dengan melihat sejauhmana para mahasiswa telah mampu memanfaatkan sumber
belajar elektronik / mengoperasikan komputer, kecuali jika Anda
memiliki instrumen khusus untuk mengukur kualitas kemampuan TIK. Carilah
indikator-indikator yang dapat menunjukkan atau mengukur kualitas dan
efektivitas para mahasiswa dalam memanfaatkan TIK sebagai sarana
pembelajaran.
8. Manfaatkan TIK untuk bekerja secara lebih maksimal. Gunakan
TIK untuk menghindari kesalahan-kesalahan akibat replikasi, menyimpan
berbagai surat elektronik, mengirim bahan-bahan bacaan secara elektronik
(jika bahan tersebut dicetak mungkin biayanya lebih mahal),
berkomunikasi dengan beberapa orang sekaligus (telekonferensi), dan jika
ada pertimbangan krusial dalam hal kecepatan kerja / efisiensi waktu.
9. Tuliskanlah secara singkat dan jelas materi pengajaran Anda jika hendak menyajikannya dalam website. Penyajian materi pembelajaran secara online
sebaiknya mengandung karakteristik visualisasi gagasan utama,
penggunaan kalimat yang ringkas, pemberian daftar point-point penting,
dan penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Format penulisan yang
digunakan umumnya letterbox ketimbang A4 page.
10. Munculkanlah kreativitas Anda agar website pengajaran pribadi menarik secara visual. Anda perlu mengeksplorasi kapasitas Anda dalam menggunakan grafik, video-clips, warna, dan images agar para mahasiswa merasa nyaman dalam mempelajari materi yang ada di website
tersebut. Desainlah materi Anda pada spesifikasi komputer yang sedikit
berada di bawah spesifikasi standar (dengan asumsi spesifikasi tersebut
terjangkau oleh semua mahasiswa) sehingga dapat diakses oleh semua
mahasiswa.
11. Sadarlah akan adanya permasalahan hak cipta. Ini
adalah permasalahan yang sangat mendasar. Anda harus tetap mencantumkan
sumber asli ketika mengutip suatu karya, termasuk pada saat cutting and pasting materi-materi orang lain ke dalam website Anda.
12. Sadarlah bahwa memang dibutuhkan banyak waktu untuk mengembangkan materi pembelajaran berbasis komputer yang efektif. Jarang kita temukan rata-rata terdapat 100 orang mahasiswa belajar online
tiap jam. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan Anda dapat
menerapkan jumlah tersebut dalam rencana pengembangan program TIK Anda.
13. Manfaatkanlah sumber-sumber yang telah tersedia secara online. Kekayaan bahan-bahan dan berbagai materi yang bermanfaat pada dasarnya telah tersedia secara online. Anda harus dapat memanfaatkan peluang untuk mengadaptasi atau mengadopsi (dengan izin) materi-materi yang relevan. Monitor web
mendaftar dan memandu Anda untuk menemukan sumber-sumber materi yang
potensial. Berbagai informasi yang tersedia di dunia internet sifatnya
ekstensif, terus berkembang, dan dinamis / berubah-ubah secara kontinyu.
14. Ingatlah bahwa materi pembelajaran berbasis komputer harus selalu mutakhir / update. Untuk memutakhirkan materi pembelajaran online, Anda perlu membangun sistem mekanisme pemasangan kurikulum dalam website, me-review materi pembelajaran online secara berkala, dan merevisi isi sesuai dengan situasi dan konteks terkini. Proses-proses pemutakhiran data online tersebut seringkali lebih murah dan lebih cepat ketimbang merevisi bahan-bahan secara tercetak.
15. Doronglah mahasiswa Anda untuk memberikan masukan-masukan guna peningkatan kualitas materi online. Banyak
dari mahasiswa Anda yang masih muda namun memiliki pengalaman dan
sklill TIK yang tinggi. Mereka seringkali cepat belajar dan cepat
familiar dengan TIK. Libatkanlah mereka untuk mengevaluasi program
pembelajaran online Anda, cermati dan perhatikan segala kritik maupun pujian sebagai masukan penting.
16. Ajarlah para mahasiswa untuk membuat surat elektronik secara efektif. Masalah
utama yang sering muncul adalah penumpukan informasi dan manajemen
waktu. Berikanlah panduan yang komprehensif kepada para mahasiswa
tentang bagaimana menulis pesan elektronik / e-mail secara efektif. Bantulah mereka untuk dapat membuat e-mail dengan singkat dan jelas. Berikanlah contoh-contoh format penulisan e-mail yang baik. Namun demikian, usahakan jangan membakukan format tersebut yang justru dapat menghambat kreativitas mahasiswa Anda.
17. Maksimalkan pemanfaatan komunikasi elektronik untuk menghemat waktu dan energi Anda. Misalnya, cobalah menggunakan computer-conferences untuk memberikan general feedback
atau penilaian terhadap hasil kerja (laporan atau makalah) para
mahasiswa dalam kelas besar. Untuk memberikan penilaian tambahan /
tanggapan khusus yang sifatnya individual, Anda dapat mengirim e-mail
pribadi kepada tiap-tiap mahasiswa sehingga mereka dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan pekerjaan mereka masing-masing.
18. Pertimbangkan penggunaan metode konferensi komputer dalam perkuliahan. Pembelajaran online dapat
menjadi sangat efektif untuk kelas besar dan dapat mengatasi
terbatasnya kesempatan sesi tatap muka. Fakta menunjukkan bahwa
mahasiswa yang cenderung pendiam merasa nyaman mengajukan pertanyaan
lewat e-mail dan merasa lebih mudah untuk ikut berpartisipasi dalam aktivitas kelompok ’virtual’.
19. Pastikan bahwa para mahasiswa memiliki akses yang memadai untuk electronic resources. Bila
progres atau penilaian tergantung pada akses-akses tersebut, maka
pastikan bahwa sumberdaya tersebut telah tersedia. Perlu dicatat bahwa
seringkali muncul protes dari mahasiswa terhadap keputusan / hasil
penilaian karena alasan keterbatasan sarana TIK.
20. Jangan menghilangkan aspek tatap muka dalam proses pembelajaran. Interaksi sosial merupakan salah satu elemen penting bagi para mahasiswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis online perlu dilaksanakan, namun jangan sampai menggantikan proses tatap muka dalam semua konteks pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar